Spirit Humanisme
#KAWACA.COM - Seorang guru spiritual bertanya
kepada murid-muridnya bagaimana mereka dapat membedakan kapan malam telah
berakhir dan kapan hari baru telah mulai.
Seorang murid menjawab, “Ketika
Anda melihat seekor binatang dari kejauhan dan dapat membedakan apakah binatang
itu seekor sapi atau kuda.”
“Bukan,” kata sang guru.
“Ketika Anda melihat pohon dari
kejauhan dan dapat membedakan apakah itu pohon mimba (neem) atau pohon manga.”
“Salah lagi,” kata sang guru.
“Kalau begitu, apa jawabannya?,”
tanya murid-muridnya.
“Ketika Anda menatap wajah setiap
laki-laki dan mengenalinya sebagai saudaramu; ketika Anda menatap wajah setiap
perempuan dan mengenalinya sebagai saudarimu. Kalau Anda tidak dapat melakukan
hal ini, entah hari menunjukkan pukul berapa menurut perhitungan matahari, hari
masih tetaplah malam.” (nil)
(Anthony de Mello, Taking Flight:
A Book of Story Meditations.)
Baca Juga:
Buku: Esai-Esai Pemantik karya Maman S Mahayana
Anak SD Ketemu Gendrowo
Pedagang Mie Ayam yang Dikagumi Presiden Jokowi
Baca Juga:
Buku: Esai-Esai Pemantik karya Maman S Mahayana
Anak SD Ketemu Gendrowo
Pedagang Mie Ayam yang Dikagumi Presiden Jokowi