Cinta Menurut Penyair? Wow!
#kawaca.com - Cinta adalah segala yang berada di
dalam dan di luar, menyusun dan melingkupi kehidupan. Tak ada hati yang tak
dapat disentuhnya. Sentuhan cinta menyalakan harapan dan memadamkan kebencian. Tak
sedikit juga yang menjadi terpicu kreativitasnya. Bahkan Plato berujar: “Setiap orang bisa menjadi penyair karena sentuhan cinta.” Lantas bagaimana pandangan penyair sendiri tentang cinta? Berikut sejumlah kutipan terkait cinta menurut sejumlah penyair dunia:
“Cinta adalah agamaku – Aku rela
mati untuk itu.” (John Keats)
“Dia adalah utaraku, selatanku, timur dan
baratku, hari-hari kerjaku dan Minggu istirahatku.” (W.H. Auden)
“Lebih baik merasakan dicintai
dan kehilangan, daripada tak pernah dicintai sama sekali.” (Alfred Lord
Tennyson)
“Cinta terdiri dari hal ini: Dua
kesunyian yang saling melindungi, menyentuh, dan menyapa satu sama lain.”
(Rainer Maria Rilke)
“Hati adalah instrumen dengan seribu senar
yang hanya dapat disetel dengan cinta.” (Hafiz)
“Bila tak ada satupun yang dapat
menyelamatkan kita dari kematian, setidaknya cinta dapat menyelamatkan kita
dari kehidupan.” (Pablo Neruda)
“Cinta adalah keinginan tak tertahankan untuk
diinginkan secara tak tertahankan.” (Robert Frost)
“Mencintai diri sendiri adalah
permulaan dari percintaan seumur hidup.” (Oscar Wilde)
“Andai aku tahu apa itu cinta,
itu pasti karenamu.” (Herman Hesse)
Jika apa yang diutarakan mereka
terkesan sederhana, memang itulah kenyataannya, sebagaimana kata Rumi, “Sebanyak apapun kita mendeskripsikan dan menerangkan
tentang cinta, saat kita jatuh cinta, kita merasa malu akan kata-kata kita.”
(Nil).
Baca Juga:
Wanita yang Layak Anda Cari, Perjuangkan, atau Pertahankan
Ketika Penyair Memandang Penyair
Puisi Menurut Para Penyair Dunia
Baca Juga:
Wanita yang Layak Anda Cari, Perjuangkan, atau Pertahankan
Ketika Penyair Memandang Penyair
Puisi Menurut Para Penyair Dunia