Buku: Surat untuk Ayah karya Franz Kafka
#KAWACA.COM - Diterjemah
dari bahasa Jerman oleh Sigit Susanto, mengacu ke teks aslinya sebelum diedit
Max Brod, orang yang dipercayakan Kafka untuk memegang naskah-naskahnya setelah
ia meninggal.
Lebih
dari seratus halaman Surat untuk Ayah (Brief an den Vater) ini ditulis tangan
oleh Kafka dan dititipkan pada ibunya, Julie Löwy Kafka untuk diberikan pada
ayahnya, Hermann Kafka, namun hingga Kafka meninggal surat itu belum sampai di
tangan sang ayah. Surat ini ditulis di sebuah rumah sakit rehabilitasi penyakit
tuberkulosis kota Schelesen pada tahun 1919. Saat itu Kafka berusia 36 tahun,
pada puncak kreatifnya yang membara, lima tahun kemudian ia meninggal.
Secara
umum surat protes Kafka kepada ayahnya ini menggambarkan empat situasi, yakni
pada masa Kafka masih bocah dan lemah, perlakuan ayahnya yang tak sopan
terhadap pembantu, ajaran agama Yahudi khas ayahnya dan batalnya tunangan
Kafka. Sesuai latar pendidikannya jurusan hukum, maka Kafka seperti menciptakan
sebuah sidang di meja makan. Ia bertindak sebagai penggugat dan sekaligus
sebagai advokat, sedang ayahnya selamanya menjadi terdakwa. Kafka memberontak
kepada ayahnya tidak dengan bahasa yang berapi-api, justru menggunakan senjata
perasaan ketakutan yang mendalam.
Betapa
ia merasa lebih kerdil dan rapuh di depan ayahnya yang perkasa. Ia anggap
ayahnya sebagai diktator kecil dalam keluarga. Ia mencatat dengan jeli umpatan
ayahnya kepada pembantu memakai bahasa kasar dengan menyebut; anjing. Dia
dimarahi ayahnya di meja makan dengan umpatan, “Aku robek-robek kamu seperti
ikan.” Di depan ibunya Kafka sering dapat sindiran ayahnya, “Itu anakmu yang
manja.”
Beredar awal Desember 2017/ Pre order langsung ke
penerbit Kakatua: WA 085 274 54 44 54 (Gita
Kharisma) atau surel: kakatuabooks@gmail.com dengan harga Rp 43.000,-
Baca Juga: