Buku: Esai-Esai Pemantik karya Maman S Mahayana
Judul Buku: Esai-Esai Pemantik
Penulis: Maman S Mahayana
Penerbit: Yayasan Kagum Bogor Raya
Cetakan Pertama: :Agustus 2017
ISBN: 978-602-61898-5-1
Tebal: IX + 216 halaman
Di Aula Perpusda Kabupaten Bogor. Kamis 12 Oktober 2017, buku ini sudah pernah diluncurkan
dan dibahas oleh Asma Nadia bersama Kadis Perpusda (Rizal Hidayat), dan penulisnya sendiri, Maman S Mahayana. Sebelum buku ini terbit, Maman pernah mengabarkan
melalui akun facebooknya:
Penulis sejati adalah pembaca sampai akhir
hayat. Senantiasa ia gelisah ketika gagasan stagnan. Tetapi, selalu ada siasat.
Maka, tak berlaku lagi pesan Pujangga Baru yang menulis menunggu ilham; Juga
kisah Chairil Anwar yang menggelandang mencari inspirasi. Zaman telah berubah
kini. Ilham mesti dihadirkan. Inspirasi berada di sekeliling. Raih dan
cengkeramlah, lalu kemas bersama bahan yang tersebar. Hamparkan menjadi dunia
baru: tentang kehidupan apa saja, tentang sejarah yang agung atau remah-remah
cerita remeh-temeh. Relativitas adalah keniscayaan, tetapi kepiawaian menulis
adalah keterampilan. Itulah kuncinya. Maka, jadikanlah menulis sebagai habitus,
pembiasaan, dan saluran penyenangan.
Esai-esai dalam buku ini sekadar pemantik.
Seperti saklar lampu, klik saja dia, maka byar! Segalanya jadi terang. Jika ada
lampu yang redup, ganti segera agar hadir ruang yang benderang. Campakkan
ketakutan pada hantu kekeliruan dan kesalahan; benamkan kemalasan atas nama
kesibukan. Menulislah dengan riang gembira. Berbagi bahagia dengan pembaca,
jauh lebih mustahak daripada jaim pada gelar dan jabatan. Sibaklah tirai
kepongahan sebagai jago kandang. Penulis sejati adalah mereka yang senantiasa
memelihara renjana keabadian, bukan pesombong kesementaraan! Maka, menulislah
agar nama tak terkubur garis kematian! Bukankah sejarah ditegakkan hanya oleh nama-nama
yang abadi? Percayalah…
Kemudian di dalam buku
ini, Maman secara khusus memberikan sebuah pengantar yang menarik:
PEMBUKA KATA
Sejumlah besar esai dalam buku ini pernah dimuat
beberapa surat kabar ibukota, terutama Kompas dan Media Indonesia. Sebagiannya
lagi berasal dari makalah atau esai yang tersimpan dalam blog:
mahayanamahadewa.net yang kini sudah almarhum. Penyusunan esai-esai ini sengaja
dikelompokkan ke dalam tiga bagian. Tujuannya sebagai usaha memudahkan sidang
pembaca menangkap benang merah keseluruhan gagasan yang terhimpun dalam buku
ini. Sangat mungkin ada pengulangan gagasan. Ya itulah risiko menyusun antologi
esai. Jadi, maklumi saja.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima
kasih kepada Catur Nurrochman Oktavian, Esep Muhammad Zaini, serta Eka Wardana
dari penerbit KAGUM yang bersedia menerbitkan kumpulan esai ini. Semoga buku
ini memberi sumbangan berarti bagi khalayak sidang pembaca.
Bojonggede, 18 Juni 2017
Maman S Mahayana
Untuk lebih jelasnya
perihal gambaran buku ini, berikut daftar isinya:
DAFTAR ISI
Pembuka Kata
Salam Takzim: Salam Bahagia
Pintu Masuk: Pesan Silaturahmi
BAGIAN SATU: RENYAH BAHASA
Sihir Bahasa Indonesia
Kemerdekaan Bahasa Indonesia
Politik di Balik Ungkapan Baru
Citra dan Pencitraan
Tentang Kata
Engkau—Kamu, Kami—Kita
Seni Bermain Kata dan Logika
Tafsir Cover Majalah Tempo
BAGIAN DUA: MANTRA SASTRA
Makhluk Sastra
Ideologi Sastra Indonesia
Momentum Sastra Monumental
Sastra(wan) Aliran FB
Bumi Manusia dalam Perspektif
Bourdieu
Fenomena Novel Islami
Sastra Populer dan Sastra Serius
Tentang Kritik Sastra Kita
BAGIAN TIGA: ELAN BUDAYA
Politik Kebudayaan
Keindonesiaan Identitas Indonesia
Keberpihakan
Politik Bunglon
Membangun Generasi Tanpa Korupsi
Koruptor dan Komikus
Akar Sosiologis Mudik Lebaran