Puntak - M. Faizi
Puntak
Oleh M.
Faizi*
#Kawaca.Com - Partikel
'pun' ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali bagi kelompok yang
lazim dianggap padu, yang hanya ada 12 kata, yaitu adapun, andaipun, ataupun,
bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, sekalipun, sungguhpun,
meskipun, dan walaupun. Mari, kita ikuti anekdot tentang ‘pun’
berikut ini. Benar tidaknya tidak dijamin, tapi saya mendapatkan sumber cerita
ini lebih dari satu orang.
* * *
Saat dulu tidak banyak orang mampu berbahasa Indonesia, terutama sebagai
bahasa tulis, Kiai Warits Ilyas [Pengasuh PP
Annuqayah Lubra, Guluk-Guluk] sudah dikenal orang sebagai kamus
berjalan. Kehebatan beliau juga masyhur di bidang logika, arudl-qawafi,
dan balaghah.
Pada suatu hari, datang seorang tamu yang membawa ‘masalah’. Si tamu
mengajukan pertanyaan setelah ditanyakan keperluannya. Ia mengaku tidak paham arti kata “puntak”.
Kiai Warits berkata bahwa beliau juga tidak tahu apa itu “puntak”.
Lantas beliau balik bertanya, “Puntak? Apakah Anda tidak salah baca atau
salah dengar?”
“Tidak, Kiai, memang begitu.”
“Bagaimana susunan kalimatnya?”
“Tidak, Kiai, memang begitu.”
“Bagaimana susunan kalimatnya?”
Si tamu tersenyum lebih dulu, malu-malu, setelah akhirnya menjawab,
“Mohon maaf, Kiai. Saya temukan ‘puntak’ ini dalam lagunya Rhoma Irama
yang berjudul “Penasaran”. Begini: “aku puntak / merasa heran /
kalau dia / jadi rebutan…”.
*Penyair, dan Pengasuh
PP Annuqayah Sabajarin Guluk-Guluk. Lahir di Sumenep, 27 Juli 1975. Karya-karyanya telah tersebar di sejumlah media
nasional dan internasional, serta buku puisi bersama. Sejumlah bukunya yang
telah terbit; 18+ (Diva Press, Jogjakarta, 2003), Sareyang (Pustaka
Jaya, Jakarta, 2005), Rumah Bersama (Diva Press,
2007), Permaisuri
Malamku (Diva Press, 2011), Merentang Sajak Madura-Jerman (Komodo, 2012), Beauty and the Bus (Amper
Media, 2013), dan Ruang Kelas Berjalan (Bentang
Pustaka, 2017). Peraih ILTF Award 2016 dengan manuskrip puisinya Jalan
Keempat ini tinggal di Sumenep dan sesekali ‘mengembara’ ke sejumlah kota dengan
cara naik bis yang disukainya.
Baca Juga:
Bermimpi Lepas dari Hantu Gadget
Ternyata, Ini yang Diminta Kiai A’la kepada Jokowi di Annuqayah
Rumi, Umberto Eco, dan Semangkuk Sup - Ahmad Yulden Erwin
Baca Juga:
Bermimpi Lepas dari Hantu Gadget
Ternyata, Ini yang Diminta Kiai A’la kepada Jokowi di Annuqayah
Rumi, Umberto Eco, dan Semangkuk Sup - Ahmad Yulden Erwin